Kamis, 24 November 2011

Dengan Air Penyakit Anda Sembuh

Tuhan telah memberikan kita air yang banyak dan gratis. Tanpa mengeluarkan uang untuk obat-obatan,tablet,suntikan,diagnosa,upah dokter dll. Hanya minum air minum, penyakit dibawah ini bisa disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya. Dibawah ini daftar penyakit yang dapat di sembuhkan dengan terapi air : *Sakit Kepala *Asma *Hostortobics *Darah Tinggi *Bronchitis *kencing Manis *Kurang Darah *TBC Paru-Paru *penyakit Mata *Rhematik *Radang Otak *Pendarahan di mata & Mata Merah *Lumpuh *Batu Ginjal *Kegemukan *Penyakit saluran kencing *Haid tidak teratur *Radang/sakit persendian *Kelebihan Asam Urat *Leukimia *Radang Selaput lendir *Mencret *Kanker Peranakan *Gangguan jantung *Disentri *Kanker Payudara *Mabuk, pusing ,gamang *Ambein *Radang Tenggorokan *Batuk *Semberit Bagaimana Air Minum Itu Bekerja? Meminum air minum biasa dengan metode yang benar,memurnikan tubuh manusia. Hal itu membuat Usus besar bekerja lebih efektif dengan cara membentuk darah baru,dalam istilah medis dikenal sebagai aematopaises.Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan oleh metode ini,merupakan fakta yang tak terbantah,seperti teori yang menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini. Bila Usus Bersih,maka gizi makanan yang dimakan ini beberapa kali dalam sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold,gizi makanan itu diubah menjadi darah baru. Darah merupakan hal penting dalam menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu hendaknya dikonsumsi dengan teratur Bagaimana Melakukan Terapi Ini ? 1.Pagi hari ketika anda baru bangun tidur (bahkan tanpa gosok gigi terlebih dahulu) minumlah 1,5 l air.Ketahuilah bahwa nenek moyang kami menamakan terapi ini sebagai “usha paana chikitsa”Seelah itu anda baru boleh cuci muka. 2.Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1,5 l air. 3.Juga diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya. 4.Gunakanlah air murni dan beroksigen untuk melakukan terapi ini supaya lebih berkhasiat. Apakah Mungkin Minum 1,5 l air Sekaligus ? Untuk Permulaan,mungkin akan terasa sulit minum 1,5 l air sekaligus,tapi lambat laun akan terbiasa juga.Mula-mula,ketika latihan,Anda boleh minum 4 gelas dulu dan sisanya yang 2 gelas diminum 2 menit kemudian. Awalnya Anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam,tetapi setelah beberapa lama,akan normal kembali.Menurut penelitian dan pengalaman,penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan terapi ini dalam waktu seperti tertulis di bawah ini : @ Sembelit ~ 1 hari @ TBC Paru-paru ~ 3 bulan @ Kencing Manis ~ 7 hari @ Asam Urat ~ 2 hari @ Tekanan Darah Tinggi ~ 4 minggu @ kanker ~ 4 minggu Catatan : Disarankan agar penderita radang/sakit persendian dan rematik melakukan terapi ini 3 kali sehari, yaitu pagi,siang dan malam satu jam sebelum makan ~ selama 1 minggu,setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Senin, 19 September 2011

Sikap-Sikap Liturgis

Dalam perayaan Liturgi ada banyak sikap liturgis yang kita lakukan. Semua sikap liturgis itu mempunyai makna simbolis dan merupakan ungkapan iman. Sikap-sikap tersebut antara lain: Mencelupkan tangan ke Air Suci Air mengingatkan kita akan air baptis. Dengan tindakan ini, kita diingatkan untuk setia pada janji baptis yang pernah kita ucapkan Tanda salib Tanda salib mengingatkan iman kita akan Allah Tritunggal dan pengorbanan Kristus di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Arah vertikal (dahi ke dada) mengingatkan cinta kita kepada Tuhan, dan arah horisontal (bahu kiri ke bahu kanan) mengingatkan kasih kita kepada sesama. Tanda salib juga melambangkan penyerahan seluruh diri kita, yakni: dahi (akal dan pikiran), dada (hati dan perasaan), dan pangkal lengan (karya kita) Berlutut Melambangkan sikap tunduk dan kerendahan hati kita dihadapan Tuhan yang mahasuci. Sikap berlutut yang kita lakukan sebagai tanda penghormatan kita kepada Yesus yang hadir dalam Tabernakel. Berjalan Merupakan gerak maju yang dalam liturgi melambangkan perjalanan umat Allah menuju tanah air surgawi. Berjalan yang baik ialah berjalan dengan kepala tegak dan pandangan lurus ke depan, sikap tangan terkatub di depan dada, bukan dibawah perut. Berdiri Merupakan ungkapan kesiapsediaan , penghormatan, dan perhatian pada kehadiran Tuhan. Berdiri yang baik itu tegak pada kedua kaki, dan bukan dengan bersandar pada salah satu kaki sementara kaki lainnya diluruskan. Duduk Merupakan ungkapan kesiapsediaan umat untuk mendengarkan Sabda Tuhan (Bacaan Kitab Suci dan Homili). Duduk juga menunjuk sikap tenang untuk menanti, mendengarkan, dan menghormati Tuhan atau petugas yang sedang berbicara. Duduk secara liturgis berarti duduk dengan kaki sejajar dan jangan pernah menumpangkan satu kaki di kaki kita lainnya. Menebah dada Dilakukan dua kali dalam perayaan ekaristi, yakni saat saya mengaku (confiteor) dan saat menjelang menyambut komuni (Tuhan saya tidak pantas... ). Sikap menebah dada mengungakapkan penyesalan, pengakuan dosa, dan rasa tidak pantas dihadapan Tuhan. Penumpangan Tangan
Melambangkan pencurahan Roh Kudus dan berkat, pengalihan tanggung jawab dan pelantikan seseorang ke dalam jabatan tertentu (Pentahbisan).

MISDINAR sang Pelayan Altar

Apakah Misdinar itu? Misdinar itu sama dengan kata dalam Bahasa Jerman Messdieneer yang berarti pelayan Misa Kudus. Dalam Bahasa Inggris biasa digunakan istilah altar servers atau para pelayan altar, atau boys and girls to service at the altar
. Jadi jelas bahwa Misdinar sebenarnya adalah seorang pelayan, yakni pelayan Misa Kudus atau pelayan Perayaan Ekaristi. Dalam prakteknya misdinar juga menjadi pelayan berbagai perayaan liturgi dan ibadat yang tidak selalu Misa Kudus. Sinonim untuk kata misdinar ialah putra-putri altar. Misdinar atau Putra-putri altar adalah anak-anak terpilih yang dapat melayani altar. Dalam simbolik liturgi Gereja, altar itu melambangkan Tuhan Yesus sendiri. Pada saat Misa Kudus berlangsung, Tuhan Yesus Kristus sendiri hadir secara istimewa di atas altar, dalam rupa roti dan anggur, yang nantinya kita terima dalam komuni suci (Tubuh dan Darah Kristus). Dengan kata lain, bila kita menjadi anggota putra-putri altar kita menjadi pelayan Tuhan Yesus Kristus. Siapa yang boleh menjadi Misdinar? Setiap anak boleh menjadi Misdinar, asalkan sudah dibaptis dan sudah pula menerima komuni pertama. Usia yang umum menjadi Misdinar ialah antara 9 atau 10 tahun hingga 17 atau 18 tahun (usia SMA). Namun itu bukanlah sebuah patokan, melainkan melihat situasi tertentu. Misdinar Putri Yang sering menjadi diskusi ialah keberadaan misdinar putri. Bolehkah misdinar putri? Jawabannya boleh. Tahun 2001, Tahta Suci menyampaikan pernyataan mengenai putri altar (Prot. 2451/00/L; tgl 27 Juli 2001). Intinya, setiap Uskup sebagai promotor liturgi Keuskupan memiliki wewenang untuk memberikan izin adanya misdinar putri atau putri altar. Semangat Pelayanan Misdinar Anggota Misdinar harus menyadari benar arti dan tanggung jawab tugas pelayanan misdinar. Jangan pernah berpikir bahwa menjadi misdinar berarti menjadi pembantu atau jongos atau babu, atau sejenisnya. Pelayanan dalam pengertian ajaran Gereja adalah orang yang melayani Tuhan dan umat-Nya, lebih seorang hamba Tuhan yang hidupnya diabdikan seluruhnya bagi sabda_nya dan karta-Nya di tengah umat-Nya. Jadi dengan menjadi misdinar kita adalah pelayan Tuhan yang hidupnya mesti sesuai dengan Sabda Tuhan dan sakramen-sakramen yang selalu kita rayakan. Itu berarti seorang misdinar harus rajin membaca Kitab Suci, mengikuti Perayaan Ekaristi (entah bertuga ataupun tidak), suka mengaku dosa dalam penerimaan Sakramen tobat, dan pada saatnya harus ikut menerima Sakramen Krisma. Secara lahiriah misdinar bertugas melayani Imam atau Pastor, tetapi sebenarnya yang kita layani adalah Tuhan Yesus Kristus yang sedang dihadirkan dalam Misa Kudus. Jadi jangan pernah berpikir untuk malas bertugas hanya karena pastornya galak dan suka marah-marah. Tetapi bersemangatlah melayani Tuhan Yesus Kristus yang hadir dalam setiap Perayaan Ekaristi.

Selasa, 13 September 2011

Imam, Nabi dan Raja dalam ibadah umat Israel


Imam
Keimaman yang resmi berkembang diantara suku Lewi pada masa Musa. Penugasan imam-imam juga sangat dikhususkan pada ibadah umat Israel, karena mereka yang mewakili umat dihadapan YHVH Elohim. Para imam diangkat oleh Allah (Keluaran 28:1, Bilangan 3:10), ia harus bertindak atas nama manusia dalam hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Sebagai contoh, ia harus mempersembahkan kurban dan persembahan karena dosa, memohon doa syafaat bagi umat yang diwakilinya, dan memberkati mereka (Ibrani 5:1 ; Imamat 9:22)

Nabi
Kita tahu bahwa nabi memberi nasehat kepada raja-raja (1 Raja 22), tetapi mereka juga bicara kepada umat itu di tempat-tempat ibadat. Sebenarnya ada "golongan nabi" yang resmi, sama seperti ada keimaman yang nyata. Amos memberi tahu hal ini ketika ia menyangkal bahwa ia termasuk golongan tersebut (Amos 7:14). Kedua kelompok mempunyai maksud dan fungsi yang berbeda. Misalnya, Alkitab tidak sering berbicara tentang para nabi dalam ibadat; Alkitab lebih sering bicara mengenai kecaman mereka terhadap kebiasaan-kebiasaan ibadah.

Raja
Raja juga memainkan peranan yang penting dalam ibadat Israel; ada yang mengatakan bahwa peranan raja adalah yang paling penting. Bila ia berinteraksi dengan Allah, seluruh bangsa akan merasa dampaknya (2 Samuel 21:1). Imam besar mengurapi raja untuk menandakan bahwa Allah telah memilih dia untuk tugasnya sebagai raja (lihat 1 Samuel 10:1). Sebagai wakil bangsa yang telah diurapi, raja harus mempersembahkan kurban (1 Raja 8; 2 Samuel 24:25). Ia mengumpulkan bahan untuk Bait Suci dan memerintahkan pembangunannya. Akhirnya, ia berkuasa untuk mempengaruhi segala sesuatu yang dilakukan Israel berhubungan dengan ibadah. Beberapa raja ada yang kemudian mencemarkan kegiatan-kegiatan di Bait Suci dengan upacara-upacara asing dan behala-berhala. Tetapi ada raja-raja lain memaksa untuk kembali kepada cara ibadah yang layak kepada TUHAN.

Kamis, 11 Agustus 2011

Ekaristi Melibatkan Seluruh Pancaindera


Paijo : Doel... kata temen kampusku ekaristi kita itu monoton ya.....

Doel : E..e.. emang agama temenmu itu pasti bukan Katolik ya....

Paijo : Memang bukan.... Dia hanya agama KTP....

Doel : Sama orang yang punya agama KTP aja kok kamu percaya....

Paijo : Habis kata-katanya itu lho..... sangat antusias....

Doel : Jangan mudah termakan kata-kata..... seharusnya kita itu bangga dengan Ekaristi yang merupakan warisan dari Yesus sendiri.

Paijo : O......oooooo

Doel : Kamu sadar tidak bahwa liturgi kita, khususnya perayaan ekaristi itu melibatkan seluruh pancaindera kita.

Paijo : Seluruh pancaindera? Yang bener kamu Doel? Masak sih?

Doel : Liturgi kita itu tidak hanya duduk-duduk mendengarkan sabda Tuhan dan bernyanyi-mengagungkan nama Tuhan saja, tetapi melibatkan seluruh diri kita.

Paijo : Aku kok makin penasaran saja sih Doel?????

Doel : Kalau kamu penasaran, mari kita ulas pancaindera kita.

Paijo : Oke….. Siap…..

Doel : Pertama indera peraba.

Paijo : Ya indera peraba kita adalah tangan

Doel : Tangan kita diajak menyentuh air suci saat tiba di pintu gereja, lalu kita membuat tanda salib, berjabat tangan saat salam damai, menerima hosti kudus.

Paijo : Iya..ya… semuanya kita lakukan dengan tangan kita.

Doel : Tidak hanya itu.

Paijo : Apa lagi????

Doel : Seluruh tubuh kita juga diajak bertata gerak secara berbeda-beda, contohnya berarak sewaktu minggu palma, berjakan menyambut komuni, duduk mendengarkan sabda Tuhan, berlutut, serta mencium salib saat Jumat Agung. Yang semuanya memiliki arti sendiri-sendiri.

Paijo : Iya..ya Doel…. Benar sekali

Doel : Yang kedua adalah indera pendengaran

Paijo : Kalau indera pendengaran jelas, aku tahu itu….

Doel : Apa coba….

Paijo : Bukankah saat perayaan ekaristi kita mendengarkan bacaan yang dibacakan oleh Lektor ataupun imam… iya kan?

Doel : Memang benar, tapi kita juga mendengarkan dialog yang dilakukan antara imam dan umat, kidung mazmur, suara koor yang mengiringi ekaristi, bunyi instrument yang kadang-kadang dimainkan organis, dan juga suara lonceng dan gong yang dibunyikan oleh Misdinar.

Paijo : Benar juga ya….

Doel : Dan yang ketiga adalah indera penglihatan.

Paijo : Mata….

Doel : Kira-kira mata kita terlibat apa saat ekaristi.

Paijo : Apa ya?

Doel : Mata kita dimanjakan untuk menangkap objek yang berbeda-beda, sesuai dengan misteri iman yang kita rayakan.

Paijo : Maksudnya????

Doel : Saat ekaristi kita menyaksikan warna liturgi yang berbeda-beda dan tidak monoton.

Paijo : Benar juga ya… kadang-kadang imam menggunakan kasula warna merah, kuning, hijau, ungu, hitam.

Doel : Tidak hanya warna liturgi yang berbeda, tetapi sadar tidak kamu bahwa hiasan altar juga selalu berganti-ganti setiap minggunya.

Paijo : Iya… ya… bunga-bunga di altar kan selalu berganti-ganti.

Doel : Ada lagi

Paijo : Apa itu?

Doel : Diwaktu-waktu khusus kita juga akan melihat Korono Adven (Masa Adven), Gua Natal (Masa Natal), Patung yang dibalut kain ungu (Masa Prapaskah), Lilin Paskah (Masa Paskah), Patung Maria (Mei dan Oktober), Patung Hati Kudus Yesus (Juni).

Paijo : O… iya….

Doel : Keempat adalah indera penciuman .

Paijo : Hidung.

Doel : Hidung kita dipakai untuk menangkap bau dupa yang merupakan kurban harum-haruman bagi Tuhan. Dupa biasanya dipakai saat perayaan ekaristi meriah untuk mendupai altar, Injil, persembahan, imam dan umat, serta Tubuh dan Darah Kristus sewaktu konsekrasi.

Paijo : Iya… benar juga ya…. Dan yang terakhir adalah indera pengecap.

Doel : Indera pengecap atau perasa kita adalah lidah.

Paijo : O… aku tahu Doel!!!!

Doel : Coba sebutkan….

Paijo : Lidah akan terlibat saat menyantap Tubuh dan Darah Kristus saat penerimaan komuni suci……

Doel : Benar sekali, tetapi masih ada fungsi lidah kita…

Paijo : Apa itu???

Doel : Dengan Lidah, kita berdoa dan memuji nama Tuhan….

Paijo : O… iya….. Sungguh luar biasa ya liturgi kita.

Doel : Makanya kita harusnya bangga dengan kekayaan liturgi yang kita miliki.

Paijo : Oke deh………